Bad Experience
Sebenarnya ini bukan kisah baru sih.. kejadian inii sudah terjadi sekitar bulan Juni lalu tepatnya pada hari Minggu tanggal 22 Juni 2014 malam hari skitar pukul 20.15-20.30 an..(gk inget waktu tepat nya).
Hal yang sebenarnya terjadi adalah.. pada malam itu kebetulan lingkungan kampus sedang sangat sepi, karena akan memasuki bulan ramadhan sekaligus selesainya ujian akhir.. tentunya banyak mahasiswa yang sudah akan pulang ke kampung halamannya..Berhubung internet Anti Lelet sya, tidak terlalu support jika di akses di kosan jadi saya mencari spot yang lebih bagus yaitu di area sekitar kampus karena WIFI di kampus tergolong cukup nyaman :D
Sejak sore hari saya sudah di kampus, spot awal yang di pilih adalah di Departemen Agribisnis lantai 2. Di lokasi tersebut ada 3 jaringan Wifi yang bisa diguakan, yaitu MPD, MSA dan Student Room (kalo gk salah inget hhhe...). Di lokasi tersebut lah saya browsing untuk mengumpulkan data keperluan analisis saya, namun hari semakin larut dan tibalah azan Magrib.
Tibalah waktu saya untuk menunaikan ibadah saya berupa solat Magrib di Musola terdekat (Al-FATH) kondisi musola ketika itu cukup banyak orang, baik di lokasi tempat solat cewek maupun solat (terhitung dari jumlah sendal yang cukup banyak)
Selepas solat magrib, aktivitas yang sebelum nya tertunda saya lanjutkan kembali, awalnya ingin kembali ke spot awal, namun karena di musola tersebut juga ada Wifi dan tentunya ada toilet juga (kebiasaan ke kamar mandi dlu sebelum pulang hhe) jadi saya memutuskan untuk browsing di beranda/teras luar dari musola tersebut. Kalo hari biasanya, ada beberapa orang yang ngenet juga tapi malam itu memang sangat sepi. sampai pada selepas waktu Isyak tinggal saya sendiri. Karena kondisi cahaya yang terang jadi kesendirian tidak membuat saya takut dan berkeinginan beranjak dari lokasi tersebut.
Fokus terhadap data yang dicari dan akhirnya terselesaikan juga pada pukul 20.00 WIB membuat sya ingin segera kembali ke kosan, namun saya brfikir kembali untuk menambah stengah jam lagi di lokasi tersebut untuk merapihkan data yang telah terkumpul. Semua data saya berhubungan dengan angka yang cukup banyak sehingga perlu konsentrasi khusus yang tidak mengizinkan saya untuk melamun.
Tibalah waktu si Jelmaan Setan menyebalkan itu memulai aksinya...
Tanpa ada suara seorang pun yang menaiki tangga (antara gk kedengaran atau memang kalah fokus hhi..)
tiba-tiba dari lantai tersebut terdengar suara gedebuk dan langsung menghampiri saya di sisi samping kanan (posisi saya sedang mepet tembok samping pintu masuk musola cewek yang berada di lantai atas).
Tak hanya menghampiri, Setan tersebut juga menyekap saya dari samping (dengan tangan kirinya yang menurut saya cukup longgar dan tangan kanan nya memegang pisau) dan ketika itu saya sedang mengentry data. Awalnya dia tidak bersuara jadi saya kira itu adalah salah satu teman saya, namun karena kepala saya juga sedang menunduk terlihatlah kaki dia yang jelas itu bukan kaki cewek.. Masih saja saya fikir itu temen kelas saya yang cowok yang berusaha mengagetkan saya.. namun setelah saya fikir kembali, se-iseng apapun teman saya, mereka semua masih memiliki kesopanan yang tidak akan berani memasuki area cewek karena lantai atas adalah tempat untuk solat cewek. Tibalah saya pada fikiran dalam hati "wah, ini ketemu setan lagi, setan lagi astagfirullah halazim.." (sudah berjumpa dengan setan jelmaan Manusia ini beberapa kali dengan jenis yang berbeda-beda)
Sampailah dia mengucapkan sepatah kata:
dia:" Diam, atau kubunuh!"
dalam hati saya muncul perasaan marah yang luar biasa...enak saja asal ngomong.. dan saya tahu niatan dia adalah ingin mengambil barang-barang yang saya miliki... geregetaaaannnn!!!!
saya: dengan reflek langsung berbalik badan dan mencekik leher dia dengan tangan kanan saya (sambil terucap Allahu akbar) dan tangan kiri saya reflek menggenggam pergelangan tangan kanannya yang sedang memegang pisau..
selain itu saya juga berucap " Saya juga bisa membunuh Kamu!" (sambil melotot)
terjadilah aksi saling serang 'membekap-mencekik' dan saling 'melotot'.
Tidak ada yang mengalah dalam posisi ini akhirnya dia berinisiatif untuk memasukkan saya ke dalam ruangan musola cewek yang ketika itu pintu sedang tertutup setengah. Sepertinya dia bertujuan untuk menimbulkan kepanikan dalam diri saya, dan tentu usahanya cukup berhasil.. dengan postur tubuh yang lebih besar dan tinggi dari saya membuat saya terseret dengan cukup mudah untuk masuk ke ruang tersebut. tentu kepanikan besar muncul dalam diri saya.. alhamdulillah Allah SWT masih sayang pada saya, dengan posisi pintu yang tertutup setengah tersebut, memberikan keuntungan tersendiri bagi saya karena saya dapat mengaitkan kaki saya pada pintu tersebut.
tekanan kaki ke pintu dan tarikan dia terhadap saya dalam posisi berdiri membuat kekuatan tarikan dan tekanan itu sama besar sehingga terjadilah aksi-reaksi dan menjatuhkan kami berdua.
Posisi terjatuh membuat saya terbebas dari sekapannya dan ckikan saya pun terlepas darinya (saling melepaskan diri)
Hal itu membuat saya berfikir" ini kesempatan bagi saya untuk meminta pertolongan
1. Lari dan meminta pertolongan (konsekuensi memudahkan si Setan untuk mengambil barang saya dan saya harus merelakan untuk kehilangan barang lagi...no thanks!)
2. Berteriak meminta tolong (saat itu saya LUPA kalo saya "tidak suka" dan "tidak terbiasa berteriak", apalagi manusia terdekat yang mungkin bisa mendengar suara saya ada di koridor Fateta)
akhirnya pilihan kedua yang saya gunakan..saya berusaha berteriak, meskipun tidak berhasil membuat seorang pun datang menolong, namun hal yang saya lakukan berhasil membuat nya cukup panik. dia berusaha membekap saya kembali agar tidak berteriak dan saya pun berusaha kembali untuk mencekik dia dan memegang pergelangan tangan nya dia yang memegang pisau agar tidak terarah ke bagian manapun di tubuh saya..
dalam fikiran saya" harus melawan atau membiarkan dia semakin nekat karena posisi kami sama-sama panik"..karena jarak kami yang cukup jauh membuat tangan saya yang berusaha mencekiknya kembali terpeleset dan membuat sleyer yang dia kenakan terlepas, hal itu mungkin membuat dia berfikir untuk lebih baik kabur karena saya sudah melihat dia.
tiba-tiba dia berdiri dan itu membuat pegangan tangan saya yang sedang memegang pergelangan tangan dia dengan pisaunya menjadi agak terlepas sehingga tidak sengaja melukai beberapa ujung jari tangan saya (alhamdulillh. hanya seperti sayatan pisau yang tidak terlalu dalam)
Terlepaslah dia dan timbullah usaha dia untuk melarikan diri dengan segera menuruni tangga. Jarak kami yang cukup dekat membuat saya berkeinginan untuk mengejarnya.
dalam fikiran saya ketika itu.. kalo saya hanya terdiam di atas saya khawatir dia akan kembali karena berfikir saya takut (memang takut hhe..)
saya kejar dia, dan ketika masih di tangga bagian atas saya berkata" Jangan lari kamu", sebelum menuruni tangga saya perhatikan sekilas pakah barang saya ada yang berhasil dia ambil? oh ternyata tidak ada yang terambil...
saya kejar sampai tangga bawah dan ketika itu dia sedang mengambil sandal yang dia kenakan dengan tangan kanannya.. karena akan butuh waktu baginya untuk memakai sendal tersebut/ takut menimbulkan bunyi yang justru dapat membuat pelariannya gagal.
ketika sampai tangga bawah, tiba-tiba muncul ketakutan kalau-kalau ada temannya yang sedang bersembunya dan akan mengambil barang saya.. jadi saya urungkan niat saya untuk mengejarnya dan kembal ke lantai atas untuk mengemasi barang saya..
ketika mengemasi barang, saya tersadar bahwa ternyata tangan saya terluka karena ada tetesan darah di tas saya dan skitar tempt saya mengemasi barang. Hal itu membuat saya cukup panik karena khawatir luka tersebut dalam.. dan segera kabur dari musola menuju Koridor Fateta dengan mengikuti cara yang sama seperti si setan tersebut yaitu dengan mengangkat sandal tanpa menggunakannya agar lebih cepat lari.
Sampailah saya di koridor Fateta dan segera meminta pertolongan ke beberapa teman- teman yang ada disana.. disitu saya merasa kaki dan tangan saya gemetaran.. mungkin itu reaksi dari rasa takut saya...
kisah saya ini menjadi pelajaran bagi saya untuk tidak lagi sendiri di manapun..
dan saya menyadari bahwa "teriak" yang menurut saya menyebalkan karena mengganggu ketenangan, dalam kondisi tertentu itu menjadi suatu senjata yang penting.
-bersambung-
Kejadian yang saya alami ini juga termuat dalam http://www.korpusipb.com/2014/06/diserang-pria-dengan-pisau-mahasiswi.html dan https://kaskusbemkmipb.wordpress.com/2014/06/27/audiensi-keamanan-kampus-dengan-ukk/
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda